Sepakat

Setelah 2 bulan terakhir ini kita tak berkomunikasi sama sekali. Malam ini menjadi awalku. Semua sudah jelas dan gamblang. Aku akan bangkit dan tak akan menoleh kepadamu lagi. Kamu nikmati kehidupanmu sekarang. Berbahagialah kamu dengannya. Karena akan tiba saat nanti kamupun merasakan apa yang aku rasakan sekarang. Namun doaku tetaplah sama semoga kamu tak pernah merasakan apa yang sudah pernah aku rasakan, kalopun toh doaku tak terkabul, semoga pada saat nanti kamu harus merasakan apa yang aku rasakan aku ingin kamu sudah kuat dan tak rapuh lagi. Apapun janjimu dengannya tak ubahnya dengan janji manismu ketika itu saat bersamaku. Hanya akan terasa manis diawal. Namun saat kamu terluka kamu akan kembali rapuh. Sungguh hanya itu yang aku khawatirkan. Tapi sekarang kamu sendiri yang memintaku untuk sama sekali tak memperdulikan itu. Dil. Kita sepakat. Mulailah kehidupanmu dengannya. Aku wis g gumun meh koe ngopo ae saiki wis g peduli sama sekali. Mulai detik ini. Hahaha. Tinggal nunggu aja, karma lagi otw mbak. Persiapkan benar2 apa yg sudah jadi pilihanmu. Aku y wis ono konco wedok sing cedak kok saiki. Aku iso gae km luwih loro. Sesuai keinginanmu kan? Koe pengen tak gae gelo kan? Ok fix... hahaha. Aku g pengen bales apapun. Aku juga g pengen berdoa buruk untukmu. Tapi keyakinankulah yang bilang seperti itu. Ojo percoyo keyakinanku ncen, percoyoo karo gustimu sing nyipto jagad seisine. Wis enteng ae lehku mikir saiki. Mundak stroke dipikir jero. Mugo2 koe kabeh slamet ndonyo akherat. Amin